S.O.P Safety Convoy & Touring
TUJUAN, Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda
motor secara bersama – sama, dapat berlangsung dengan selamat, tertib, dan
aman.
RUANG LINGKUP, Prosedur ini berlaku untuk semua anggota TRIDEC
yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor lebih dari 5 (
Motor ) unit dan dalam 1 group.
DEFINISI, yang dimaksud dengan :
1. Road
Kapten adalah
pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring.
2. Vorijder adalah pengendara sepeda
motor yang memimpin barisan konvoi.
3. Safety
Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh RC
(Road Kapten) untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta
konvoi.
4. Sweaper adalah peserta touring yang
ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama
perjalanan.
5. Technical
Officer adalah
peserta touring yang di tunjuk oleh RC sebagai petugas yang mengkoordinir
bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.
6. Formasi adalah bentuk susunan pengendara
sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.
KETENTUAN UMUM, antara lain:
1. Setiap pelaksanaan touring
harus dipimpin oleh seorang RC dan setidak tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orang
Vorijder, 2 (dua) orang Safety Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical
Officer.
2. Road Kapten adalah pimpinan
tertinggi dalam satu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring.
3. Semua peserta touring tanpa
terkecuali harus mentaati etika touring sebagai berikut:
- Datang dan berangkat tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
- Mematuhi peraturan lalu lintas
(dilarang keras menerobos lampu merah berhenti sembarangan, dll.)
- Dilarang keras mengintimidasi
pengguna jalan lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau
bentuk2 arogansi lainnya)
- Tidak saling mendahului atau
berebut jalan.
- Tidak melakukan manuver2 atau
atraksi2 berbahaya saat touring berlangsung (lepas tangan, angkat ban, zig
–zag, memainkan kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa
membahayakan pengguna jalan lain dan anggota rombongan TRIDEC).
- Memberikan kesempatan kepada
pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus masuk
dalam barisan konvoi.
- Tidak menggunakan Sirine dan
Klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk
kondisi Emergency. (Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan
Kepolisian, Surat Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan
isyarat Touring dimulai atau memang dalam keadaan darurat).
- Memberikan salam penghormatan
dangan mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1
kali kepada polisi yang berugas di jalanan.
- Kecepatan berkendara
disesuaikan dengan kondisi jalan (batas maksimal 80 Km/jam, untuk luar
kota, dalam kota 60 Km/jam).
- Konvoi selalu diusahakan berada
di jalur Kiri.(Dalam kondisi - kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur
kanan, dengan memperhatikan kondisi sekitarnya).
- Memberikan isyarat Sopan saat
meminta jalan kepada pengguna jalanlainnya, dan mengucapkan terima kasih
dengan mengacungkan Ibu jari kanan atau kiri.
- Waspada dan tetap konsentrasi
selama berkendara.
- Tidak Egois, pemaaf dan empaty
(mengalah) terhadap pengendara lain (pengguna jalan).
- Selalu menerapkan tata cara
berkendara yang aman dan benar.
- Dapat mempertahankan suasana
hati yang Positif.
- Selalu tenang dan tidak
terpengaruh atas Provokasi dari pengendara lain.
- Dapat mengontrol Emosi yang
berubah ubah.
4. Semua peserta touring tanpa
terkecuali harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut
:
- Kaca Spion harus lengkap serta
berfungsi dengan baik.
- Seluruh lampu harus berfungsi
dengan baik, Ban kendaraan dalam kondisi layak jalan.
- Rem depan dan belakang
berfungsi dengan baik.
- Klakson dan Reting (kanan dan
kiri) berfungsi dengan baik.
- Memiliki dan membawa surat2
kendaraan serta pengenal diri (STNK, SIM C, KTP).
- Tools Kit standard tersedia.
- Oli, Minyak Rem, Kampas Rem,
dalam kondisi layak pakai.
- Bahan Bakar Full.
5. Semua peserta touring tanpa
terkecuali harus dalam Kondisi Prima, tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol,
Serta melengkapi diri minimal dengan kondisi sebagai berikut:
- Menggunakan Helm Full Face atau
Half Face, dengan kondisi yang layak pakai. (Dilarang menggunakan Helm
Topi atau Cetok, atau tidak menggunakan helm sama sekali).
- Menggunakan sarung tangan.
- Menggunakan sepatu safety.
- Memakai Body Protector, minimal
Jaket tebal.
- Membawa Jas Hujan.
- Membawa perlengkapan P3K dan
Obat2 kesehatan untuk keperluan Pribadi.
6. Perlengkapan standard
petugas touring adalah :
- Rompi Spotlights (Warna Cerah
atau memantul).
- Sirine atau Klakson khusus.
- Lampu rotator Warna kuning.
(Jika ada)
- Strobo.
- RF Communicator.
- Safety Flash Light.
7. Urutan penempatan peserta
Touring didalam Formasi didasarkan pada tingkat pengalaman mengikuti Touring,
yang belum berpengalaman harus di tempatkan sedekat mungkin dengan Vorijder,
demikian seterusnya.
Tanggung Jawab dan Wewenang
Road Kapten,
- Membawahi Vorijder, Safety
Officer, Sweaper dan Technical Officer.
- Bertanggung jawab untuk membawa
peserta touring ketujuan dengan selamat dan aman, di Bantu oleh petugas
touring.
- Membatalkan perjalanan atas
dasar pertimbangan keselamatan dan keamanan perjalanan.
- Atas dasar keselamatan dan
keamanan, berhak menolak seorang anggota menjadi peserta Touring.
- Menyusun rencana Route
perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara,
peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya.
- Menyampaikan rencana Route
perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara,
peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya, kepada para peserta
Touring.
- Melaksanakan pemeriksaan
kelayakan kondisi kendaraan para peserta Touring.
- Memberikan isyarat dimulainya
Touring.
- Mengendalikan perjalanan
Touring melalui isyarat Radio Komunikasi.
- Menolak hubungan Radio yang di
anggap tidak perlu.
- Memberikan laporan perjalanan
touring kepada Ketua TRIDEC Chapter dan Kepala Divisi Touring TRIDEC .
- Dapat diwakilkan oleh peserta
lain yang di tunjuk oleh RC. (Jika dalam kondisi kurang Prima, sakit, dan
hal2 yang tidak di inginkan).
Vorijder,
- Mengikuti intruksi Kapten.
- Bertanggung jawab kepada
Kapten.
- Membawahi SafetyOfficer dan
Sweaper.
- Mengatur kecepatan dan arah perjalanan.
- Mengatur formasi konvoi dengan
memberikan isyarat Tangan atau RadioCm.
- Meminta bantuan Safety Officer
untuk melihat dan mengamankan kondisi lalulintas yang akan dilalui.
Safety Officer,
- Bertanggung jawab kepada Road
Kapten.
- Memperhatikan kondisi lalu
lintas serta kendaraan – kendaraan yanglain dan kemudian memberitahu
Kapten, Vooridjer dan peserta Touring melalui Radio atau gerakan tangan
tentang kemungkinan yang membahayakan dari bagian depan dan belakang
konvoi, seperti misalnya kendaraan yang akan menyerobot jalur peserta
konvoi dan truck yang akan menyalip serta bahaya terpaan angin yang di
timbulkan.
- Mengawasi jalur yang menyempit
dan masuk ke jalur yang menyempit tersebut untuk ”menutup pintu” bagi
kendaraan lain yang akanberbaur ke dalam Formasi.
- Berganti atau pindah jalur
sebelum peserta touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta toring
dapat memasuki jalur perjalanan dengan aman.
Sweaper,
- Bertanggung jawab kepada
Kapten.
- Memastikan peserta Touring
tetap dalam Formasi barisan Konvoi.
- Mengawasi Formasi dan
memberitahu Kapten masalah yang mungkin terjadi pada Konvoi.
- Mengatur Formasi agar tetap
sesuai yang diinginkan Vooridjer.
- Mengatur jarak antar peserta
touring, sehingga Formasi touring tetap sebagai satu kesatuan barisan.
- Memberikan bantuan / tanggapan
atas kondisi emergency yang dialami oleh peserta Touring.
- Mengingatkan peserta Touring
bila melakukan pelanggaran Etika selama Touring.
- Menanggapi tindakan provokatif
yang mengganggu peserta Touring dari kendaraan lain, dan melaporkan setiap
perkembangan situasinya kepada Kapten melalui radio atau aba2 tangan.
Tecnical Officer,
- Bertanggung jawab kepada
Kapten.
- Mengkoordinir tersedianya
bantuan teknis, baik berupa spare part maupun tenaga trampil.
- Memberikan bantuan teknis
terhadap terhadap kerusakanteknis yang di alami peserta touring, dan
memberikan saran kepada Kapten apakah perjalanan Touring tetap diteruskan
atau ditunda maupun di hentikan.
Peserta Touring,
- Mengetahui rute Touring, lama
perjalanan dan tempat pemberhentian sementara.
- Mengikui intruksi Vorijder dan
sweaper, yang diberikan melalui isyarat Tangan, Kaki atau lingkungan
sekitarnya yang dapat mengakibatkan terganggunya Touring.
FORMASI DAN ISYARAT
1. Formasi
1
- Formasi 1 adalah berbaris 1
kebelakang, yaitu peserta Konvoi berbaris 1 dari mulai terdepa (Vorijder)
sampai ke belakang (Sweaper).
- Isyarat yang digunakan untuk
Formasi ini diberikan oleh Vorijder dengan mengangkat satu jari telunjuk
tangan.
- Isyarat ini harus di ikuti oleh
peserta Touring.
2. Formasi
2
- Formasi 2 adalah berbaris 2
kebelakang, yaitu dimana peserta berbaris masing –masing 2 dari mulai
barisan terdepan hingga ke belakang (Sweaper). Bila jumlah peserta ganjil,
Sweaper atau petugas palingbelakang berada di tengah.
- Isyarat yang digunakan untuk
Formasi ini diberikan oleh Vorijder dengan mengangkat dua jari tangan.
- Isyarat ini harus di ikuti oleh
peserta Touring.
3. Isyarat
dimulainya Touring
- Mengancungkan ibu jari, berarti
kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai Touring.
- Isyarat ini diawali oleh
Vorijder, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk
menyatakandirinya siap memulai Touring.
- Kondisi siap berangka adalah,
perlengkapan pengendara telah selesai dipakai (sarung tangan, helm, dll)
mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu
sign kanan telah menyala.
- Kapten melakukan Inspeksi
hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan
tanda siap (mengancungkan ibu jari).
- Setelah memastikan peserta
siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan
petugas Touring telah siap, maka Kapten kembali keposisinya kemudian
memberikan isyarat keberangkatan kepada Vorijder dengan tanda
mengancungkan ibu jari tangan.
- Vorijder menyalakan Sirene atau
Klakson sebagai tanda dimulainya Touring.
4. Isyarat
Selama Touring
- Angkat tangan tegak lurus
dengan jari – jari tangan terlihat (tidak mengepal), isyarat ini untuk
tanda bahwa kondisi kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat
ini terus disampaikan atau diacungkan hingga Petugas Touring mendekat.
Isyarat ini tidak perlu di ikuti oleh peserta touring lainnya.
- Angkat tangan tegak lurus dan
melambai – lambai perpisahan, isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara
tersebut meninggalkan barisan. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh
peserta lainnya. Cukup mengklakson 1 kali.
- Mengarahkan Tangan ke arah
Kanan atau Kiri, adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau
Kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, dan diikuti oleh peserta
Touring.
- Mengangkat tangan dan
mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus.
Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, dan harus diikuti oleh semua
peserta Touring.
- Mengangkat telunjuk keatas dan
memutar membentuk putaran, adalah tanda bahwa Konvoi berputar (U – Turn).
Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, dan harus diikuti oleh peserta
Touring.
- Mengayunkan tangan ke arah
bawah, adalah tanda unuk memperlambat kecepatan dan berhati – hati.
Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, Safety Office serta Sweaper dan
harus diikuti oleh peserta Touring.
- Mengangkat tangan sambil
mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini
disampaikan oleh Vorijder, Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua
peserta Touring.
- Menurunkan tangan dan
mengayunkan ke arah depan, adalah tanda agar mempercepat kendaraan.
Isyarat ini disampaikan oleh Sweaper, dan tidak perlu diikuti oleh para
peserta Touring.
- Menurunkan Kaki Kiri atau
Kanan, adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di
sisi Kanan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Pembatas Jalan yang
membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Vorijder dan di ikuti oleh para
peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke arah Pengguna jalan lain yang
berada di jalur kanan lalu lintas).
- Menurunkan kedua Kaki Kiri dan
Kanan adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang,
Jalan Rusak, Polisi Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll.
- Mengangkat telunjuk dan
menggerakkan seperti memotong leher, adalah tanda untuk para peserta
mematikan mesin, tanda ini di sampaikan oleh Kapten dan di ikuti oleh
peserta Touring.
- Memberi Isyarat seperti
menembak, adalah tanda agar Merapihkan Kendaraan,Isyarat ini disampaikan
oleh Kapten.
- Megancungkan jempol adalah
isyarat penghormatan, Isyarat ini diawali oleh Vorijder dan diikuti oleh
semua peserta Touring.
- Jika melewati kendaraan lain,
seperti Mobil, Motor ataupun Pejalan Kaki, jangan sampai menyentuh, dan
hanya memberi isyarat tangan menyuruh minggir, dan meberi tanda jempol
untuk Penghormatan.
- Tangan Kanan atau Kiri menunjuk
ke arah Kuping, adalah tanda untuk mematikan Sirine atau Klakson.
- Memberi Isyarat seperti
menunjuk kebawah mengunakan jempol diatas helm atau ke Tangki Motor,
adalah tanda untuk mengisi BBM, Isyarat ini di lakukan oleh peserta
Touring yang telah kehabisan BBM, dan tidak perlu diikuti peserta Touring.
(Jika salah satu anggota Touring melakukan isyarat ini, Sweaper harus
mendekati Peserta tersebut, dan memberikan berita Ke Vorijder.)
PERHATIAN !!! Pemberian isyarat, harus
memperhatikan keselamatan diri sendiri, peserta Touring atau Konvoi dan
Pengguna Jalan Lainya, sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha
menyampaikan Isyarat.
NB: Prosedur ini telah lulus tahap uji, dan di
wajibkan oleh para anggota untuk mematuhinya dan melaksanakannya. Setiap
kelalaian para petugas, akan di pantau oleh Pesertadan melaporkan ke Petugas
Kapten, dan di lanjutkan dengan disidang dalam rapat pengurus, bukan dari para
Peserta. Kepada petugas Sweaper, jika anda tertinggal, mohon dengan sangat,
jangan panik, dan berkonsentrasilah diperjalanan, karena berbahaya bagi
keselamatan Anda dan Orang lain.
PENTING !!! Keselamatan anda ada ditangan anda Sendiri,
dan kesalamatan Peserta, ada pada cara anda membawa diri di Perjalanan. Salam
TRIDEC....